![]() |
Indigo | Taken with SONY DSC-W220 Digicam | Editing by. Photoshop |
Hening. Sudah terlebih hening untuk membuat semua ini tak nyata. Ini nyata, bukan ilusi. Ia melihatnya, ia melihatnya. Di balik kaca, ia melihatnya.
“Aku melihatnya tertawa di balik kaca, menertawakan kita,” ujarnya terbata-bata.
“Lalu ia dimana sekarang, mengapa mereka menertawai kita?” jawabku gemetar.
Ia diam, lalu mencekik dirinya sendiri, lalu diam kembali. Suasana sudah semakin tak kondusif. Tiba-tiba temanku menjerit. Tercekik mungkin. Suaranya yang kecil kemudian berubah parau.
“Pergi, pergi, pergi,” bentaknya datar sambil menatapku kosong.
Aku sadar, ia bukan ia. Ia tenggelam. Aku bisa apa? Semua ini di luar jangkauanku, di luar batas kemampuanku. Aku menjambak rambutku sambil berputar-putar, dari belakangku seperti ada yang menyentuh, lembut dalam tapi mencekam. Aku berbalik, ia hilang. Lalu kembali kutatap ia. Tergeletak.
“Bangun,” kataku dengan menepuk-nepuk pipinya perlahan.
Ia terbangun, matanya kembali bersuara, berbicara bahwa ia kembali ke dalam raganya. Ia memegang kepalanya, ia kebingungan dan kemudian kembali menjerit, “Di belakangmu!”
Aku berbalik dan terbelalak. Aku melihatnya, benar-benar melihatnya. Sosok yang bersembunyi di balik kaca, sosok yang ia takuti. Sosok hitam itu hampir memelukku dengan kuku-kuku yang menjulur panjang. Lidahnya merah menyala keluar seperti apa menjilat-jilati mukaku. Aku beku, waktuku dihentikan. Ia semakin dekat dan memelukku, mukanya pecah dengan darah yang terciprat kemana-mana, matanya mencuat dengan noda merah disekitarnya dan aku melihatnya jelas, sangat jelas. Kukunya terasa menusuk tulang punggungku dalam teramat dalam sampai akhirnya hitam. Pandanganku berubah kosong, hanya hitam semakin hitam, selamanya hitam. Indigo.
Waaah... ada ibu kos bajuku ditarik, biar pendek ceritanya menarik ^_^ Serem amat dah. Hahaha *ketawa sambil gigit2 kuku*
BalasHapuswow...fiksi kah ini?
BalasHapussaya suka pilihan katanya mas...nice..
keep writing yaa..salam kenal dari saya...^_^
kau melihatnya? aku juga melihatnya
BalasHapusgak tau kenapa aku pemilihan bahasa yang kamu gunakan itu so amazing :O
BalasHapusni pengalaman sih kayaknya? hehehhe
BalasHapus:P
Anak Indigo harus diperhatikan secara khusus. :)
BalasHapus*ga nyambung*
kok antiklimaks sih ceritanyaaaa hueee.. ayo disambung!
BalasHapusweeww.. srem jugaaa... Untung bacanya pas siang hari.. hehehheee......
BalasHapuspilihan kata yang luar biasa..^_^
masih sma tapi kualitas tulisan bagus dan kualitas editing gambar keren.saluuut. saya suka semuanya.
BalasHapusKeren. Indigo apaan ya? he hehe
BalasHapusFoolow back ya di:http://khairilakbaribnsyarifel-induniesy.blogspot.com/
waww... keep writing ^^ salam kenal :)
BalasHapuscuma mau nanyain satu hal, ini fiksi apa pengalaman pribadi? :))
BalasHapusselalu suka yang berhubungan dengan indigo. indigo, merekalah orang-orang 'pilihan' :)
sumpah! bagus! bakal sering2 kemari nih kayaknya
BalasHapusjadi inget film Little Man Tate..Yang main klo gak salah Foster.. heheh cerita yang menarik
BalasHapusgreat story...cara penulisan udah kaya novelis terkenal...
BalasHapusgood job...
wow, ini fiksi atau kisah nyata
BalasHapusjadi semakin penasaran, ada lanjutannya tidak?
wuih ga kebayang jd anak indigo, serem klo liat setan
BalasHapusbarusan kemrin2 baca postingan ttg indigo
BalasHapuswih... keren ya,,, jd Indigo...
BalasHapus:P tp gk ngarep dah
I like it. ..
please visit,and Join my Blog please,
http://gapekamania.blogspot.com/
I'm already join with your blog. . .
saya tunggu di Blog saya :)
wah, jadi pengen ikut jadi tokoh dalam ceritanya, mengangkan sekali, lanjuuuut..
BalasHapusuntung nggak bacanya malem2
BalasHapusbaca awalnya aja keknya ini ceritanya agak ehem gitu ya :D
BalasHapushai hai telat banget aku bacanya hahaha...gpp ya :D
BalasHapuseh eh suka nulis cerpen?mau ikutan projek antologi ga :D
Andaka emang pinter bgt . Bahasanya mantep mas!! . Aku bangga punya temen sperti mu .
BalasHapusOkey, saya mulai baca dari sini :)
BalasHapusNyicil sehari2 boleh dong :P