Halo
pembaca, H+1 lebaran, gimana lebarannya, pasti banyak uang, hehe. Oh ya di
postingan kali ini saya ingin memberikan sesuatu yang beda, sebenarnya bukan
berbeda hanya saya kembali ke dalam jalur, sastra. Ya, kali ini saya ingin
meresensi sebuah novel. Novel apik dari Mbak Winna Efendi.
Pertama
kali saya melihat novel ini di sebuah toko buku besar di Surabaya, [Gramedia
Expo Surabaya] saya sontak terpikat dengan kover novel ini, cover putih polos
dengan sebuah surat berwarna biru yang bertuliskan “Refrain”. Novel yang
berkutat dengan masa remaja ini cocok bagi kalian-kalian novelovers remaja atau
yang berjiwa remaja, novel ini menyuguhkan intrik-intrik empuk dan menarik yang
berkutat dengan masalah sepele remaja masa kini dengan tema utama cinta dan
persahabatan, lebih spesifiknya saya bisa menyimpulkan, “Antara persahabatan
dan atau cinta?”
![]() |
Cover unik dari Refrain |
Novel
ini terlihat begitu girly kalau di pandang dari kover depannya. Eits, ingat
jangan melulu menilai sesuatu dari kover, ya itu prinsip yang saya pegang.
Tetapi memang benar, ornamen-ornamen yang disuguhkan dalam novel ini begitu
girly tetapi penggunaan sudut pandang orang ketiga pada novel ini membuatnya
sedikit bisa dinikmati oleh novelovers lelaki yang kadang merasa risih dengan
ornamen-ornamen girly. Selain menyuguhkan cerita-cerita menarik anak muda,
penulis juga menyisipkan pengetahuan tentang fashion, terutama fashion wanita
di dalam novel ini, ya saya sendiri tidak mengerti tentang fashion apalagi
wanita. Ah, tapi saya tidak melihat dari perspektif itu, saya adalah pembaca yang
melihat dari pesan yang ingin ditunjukkan penulis kepada pembaca, entah
tersirat maupun tersurat. Karena dengan begitu bisa menambah literatur saya
untuk menulis cerita.
Pada
bab-bab awal novel ini bercerita tentang dua sahabat kecil bernama Nata dan
Niki yang begitu dekat. Nata adalah lelaki pendiam dan cerdas, Nata, seorang
musisi berbakat yang tidak suka dengan lagu-lagu yang cengeng. Ia tidak suka
segala ornamen-ornamen tentang cinta dan sejenisnya, ia juga seorang yang cukup
dikenal di sekolahnya sebagai seseorang yang tampan dan berwibawa sedangkan
Niki, ia adalah gadis cuek yang kini berubah seratus delapan puluh derajat
setelah memasuki SMA, masuk team Cheers lebih tepatnya. Niki yang sekarang
adalah sosok gadis yang tidak bisa melihat penampilannya tidak ‘perfect’ tapi
Niki yang sekarang terlihat begitu cantik, begitu tutur Nata di bab-bab
pertengahan.
Pada
bab awal juga dimunculkan sosok bernama Annelise, Annelise adalah murid mutasi
dari luar negeri dan ia lebih dikenal dengan anak Vidia Rossa, sosok model terkenal
yang melenggang ke sana-sini berkeliling dunia. Annelise yang bertubuh tinggi
dan ramping, terlalu ramping atau bisa dikatakan kurus itu berperawakan bule
dengan wajah mirip Vidia Rossa. Annelise adalah sosok pendiam yang hobi
fotografi, ia sedikit risih dengan nama besar mamanya, tetapi setelah bertemu
Nata dan Niki hidupnya yang selama ini
terasa kosong dan sendiri terisi oleh indahnya persahabatan yang penuh tawa dan
kehangatan.
Selain
ketiga tokoh diatas, ada beberapa tokoh pendukung yang lebih membuat novel ini
hidup. Yang pertama, Oliver; sosok prince-charming bagi Niki, ia adalah captain
basket, ambisius romantis dan pada bab-bab akhir diketahui bahwa Oliver adalah
sosok pembohong dan seorang player, ia menjadikan Niki pelampiasan saja. Yang
kedua Helena dan teman-teman Cheers lain, Helena adalah sosok A-list yang
sangat dipuja oleh para lelaki di sekolah mereka. Helena adalah leader Cheers,
ia adalah sosok idealis dan fashionable, diam-diam ia dan Oliver ada affair dan
itu dilancarkan karena ia iri dengan Niki yang mendapatkan segalanya, Oliver,
persahabatan, dan semua yang tidak didapatkan Helena.
Pada
bab pertengahan, persahabatan mereka—Nata, Niki dan Annelise—mulai diuji dengan
hadirnya benih cinta diantara ketiganya. Yang pertama diketahui menyimpan rasa
adalah Annelise, ia diam-diam sering memotret sosok Nata disela-sela kegiatan
mereka bertiga yang semakin intens. Dan foto-foto itu ditemukan oleh Nata dan
Niki di kamar Annelise yang kemudian memaksa Annelise untuk berkata jujur
tentang perasaannya kepada Nata. Yang kedua adalah Nata, pada bab pertengahan
Nata tidak bisa lagi berbohong tentang perasaannya, ia bisa melihat perubahan pada
Niki, Niki yang dulu cuek dan kini berubah menjadi cantik. Pada awalnya Nata
bingung tentang perasaan apa yang ia simpan untuk Niki, tetapi setelah itu ia
memberanikan diri untuk mengatakannya, hanya lewat surat cinta tanpa nama pada
acara Valentine’s Day di sekolah mereka. Nata semakin tidak karuan dan semakin
sering salah tingkah setelah mengetahui Niki dan Oliver berpacaran. Ia
uring-uringan. Niki juga lebih menghabiskan waktu bersama Oliver ketimbang
bersama kedua sahabatnya. Setelah itu memasuki klimaks saat Niki tahu di
tumpukan kaset lagu ciptaan Nata ada sebuah catatan kecil yang Nata buat. Yang
isinya adalah tumpahan hati terhadap Niki, tentang perasaaannya yang berubah
menjadi cinta kepada Niki. Disini, Nata mau tidak mau harus meluapkan segala
isi hatinya kepada Niki, tentang cintanya tentang segalanya. Niki terperangah
kaget dan tidak bisa menerimanya, ia pergi dari rumah Nata dan sejak saat itu Niki
menjadi dingin, menjadi seseoarang yang lain, asing.
Beberapa
hari setelah itu, tepatnya saat Prom Night, Niki tahu semua tentang Oliver
tentang mantan-mantannya tentang hubungannya dengan Helena. Niki hanya bisa
menangis meninggalkan lantai dansa dan terduduk menagis di depan gerbang sekolah
sendiri, tidak sepenuh sendiri setelah Nata datang membawa senyum tulus dan
dekap hangat untuk Niki, untuk persahabatan mereka untuk citanya yang tak
berbalas. Setelah itu Niki benar-benar tahu, tentang siapa yang selama ini ada
dan baik untuknya dan siapa yang selama ini menusuknya dari belakang dan
memakai topeng di depannya. Niki tahu tentang Oliver dan ia juga tahu tentang
Helena dan teman-teman Cheers-nya. Dan ia tahu persahabatan mereka bukan
persahabatan sempurna hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin
mempertahankannya.
Mereka
bertiga tahu, bahwa sesungguhnya perasaan yang mereka simpan akan saling
melukai perasaan mereka sendiri. Mereka tahu seharusnya rasa itu tidak pernah
ada, tapi sesungguhnya perasaan itu tumbuh tanpa mereka duga. Hanya sebuah plot
kehidupan yang memaksa mereka memiliki perasaan yang ‘salah’ itu.
Pada
bab akhir, Nata melanjutkan kuliahnya di bidang musik di New York. Ia harus
tetap pergi meski ia berat terhadap Annelise dan Niki. Teramat sangat kepada
Niki. Tetapi setelah lima tahun berlalu, setelah Nata kembali dan bertemu Niki.
Mereka tahu tidak akan pernah ada yang berubah diantara mereka; dulu, sekarang
dan selamanya.
Plain melodies
Simple guitar chords
Your humming to my songs
Lyrics of the heart
...and the rhymes of the moon
Make the best night music
Night music
That belongs to you and I
[epilog]
***
Judul : Refrain: Saat Cinta Selalu Pulang
Penulis : Winna Efendi
Penerbit :
Gagas Media
Pengen baca T.T
BalasHapuskeren...
BalasHapusAku cinta kamu, kamu cinta dia hehe
BalasHapussudah baca... tanggapan saya... um... eeng... mungkin ini bukan selera saya. gome... T^T
BalasHapuskeren novelnya kayaknya ya,jd pengen baca. komplit plit resensinya ^^
BalasHapushmm totally standart! coba baca novel toto-chan atau beberapa novel dari erich segal itu baru beneran novel! hahaha btw love your post!
BalasHapus@azizah: bisa cari aja, atau kontek mbak winna efendinya untuk lebih lengkapnya
BalasHapus@mbak lintang: iyakeren mbak :D
@mbak annesya: hmm, kalo selera novelnya mbak annesya gimana,?
@bang aje: masih byk bang di toko-toko buku. saya mau baca yang remember when, novel keempatnya mbak winna :D
@milshadaika: oke bisa dijadikan literatur baru tuh . makasih :D
Udah baca :)
BalasHapussuka sih, tapi... kurang berkesan hehe
saya nggak dapet duit biarpun lebaran -__-
BalasHapusnovel cinta2an ya? Wah saya geli sama genre beginian^^'a
salam kenal aja ya
Kalo liat sekilas dari reviewnya, kok hampir mirip-mirip dgn film Thailand "A little thing called love" ya.... ato jangan-jangan karena kemarin aku baru aja liat filmnya jadi masih kepikiran ttg film ini. hehehe
BalasHapusBtw, nice review, bro!
http://riuisme.blogspot.com/2011/08/little-thing-called-love-movie-review.html
covernya emang menarik banget,
BalasHapusgw udah pegang n pengen beli novel ini, tapi ngga jadi *ngga ada duiit* T____T
buku yang menarik )
BalasHapusEmm, mungkin gue baca nih novel kalo temen gue ada yg punya (minjem),. :)
BalasHapusTerima kasih Rizki untuk reviewnya :) nice blog.
BalasHapus@mbak winna: weeh terimakasih mbak sudah dilihat review saya :)
BalasHapusNggak bisa di copy ya ? Padahal aku ada tugas buat ngeringkas novel . Hufft
BalasHapus