"Shadows" | Taken with SONY DSC W220 CyberShot | Editing by Photoscape |
"Berhenti," ujar bayangan pudar yang temaram di sudut senja.
Lelaki itu memandangi bayangannya heran dan menjawab, "Lalu, kemanakah?"
Bayangannya diam. Sepertinya hilang atau mungkin mati. Ia tetap diam, bisu sampai lelakinya geram. Memerah padam mukanya dan berkata lagi, "Baiklah, kita akan diam. Seperti ini sampai ada dialog lagi diantara hati kita yang tak sejalan."
Dia tetap diam.
Lelaki itu semakin marah, lalu ia meraih seperangkat alat jahit dari saku bajunya dan kemudian mulai menjahit, menjahit mulutnya sendiri sampai tidak bisa menganga lagi.
Bayangannya terbelalak, "Bodoh, lalu apa tujuanmu melakukannya."
Lelakinya membalas hanya dengan diam dan memang sudah tak bisa berkata lagi, lalu ia menujuk ke arah jantungnya, mengetuknya dua kali dan kemudian ia pergi dengan mulut penuh jahitan yang tak rapih. Rautnya meringis, mungkin menahan sakit. Mungkin...
kadang diam memang lebih banyak memberi makna ketimbang banyak berbicara. murid2 saya diem kalo sedang diajar, diem menikmati bukan tegang
BalasHapusWiih.. kok dijahit mulutnya? :O Pasti sakit tuh
BalasHapusDiam bukan karena tak ada obrolan yang bisa diucapkan, tapi karena hanya diamlah semua akan terlihat jelas segalanya.
BalasHapusGuru saya pernah bilang : "lebih baik diam aktif"
BalasHapusmaksudnya, mulut ngga banyak omong tapi banyak-banyak bertindak, bukan diam tanpa melakukan apapun :D
nice post :D
Kadang juga benar.... diam itu emas..
BalasHapusYah, diam lebih baik
BalasHapusBerasa ngilu di bibir setelah baca paragraf terakhir. :|
BalasHapusHmmm, diam itu emas
BalasHapusIh mantap dah kata2nya.. tapi gue kadang kesel kalo do'i diem, gak bs ditebak. #curcolgeje
BalasHapussilent is good
BalasHapusmay be yes maybe no
tergantung lah
kalau hati dan tindakan/perkataan tak sejalan lebih baik diam, tak bersuara, tak bergerak
BalasHapus