Biru (Karena Mimpi Kita 'kan Hadir Bersama Hujan)

Halo sudah terlampau satuan masa sangat lama saya tidak menulis lagi di blog ini, mungkin banyak pembaca yang mengira saya "cuti" untuk menulis. Nyatanya tidak. Bahkan asumsi seperti itu salah besar. Saya berhenti menulis di blog karena satu misi. Ya karena saya dalam proses menulis novel, lebih tepatnya novel perdana saya. Saat saya menulis lagi di blog ini tandanya saya telah menyelesaikan proyek pertama saya itu. Baiklah langsung saja ini adalah novel perdana saya, berikut dengan sinopsisnya.

Biru,
sebuah novel oleh Andaka Pramadya
(belum rilis)

"Karena aku percaya, Tuhan menyimpan rapat mimpi kita di atas langit biru sana."

SINOPSIS:

"“Karena menurutku biru adalah lambang kebebasan, lambang dari samudera yang tak terbatas. Tempat di mana kita berjanji pada dunia bahwa kita bukan hanya sekedar pemimpi belaka. Biru juga adalah langit; tempat di mana Tuhan menyimpan rapat doa kita dan pada saatnya tiba, Tuhan menjatuhkannya seperti hujan. Hingga... kita kewalahan. Saat di mana Tuhan benar-benar ada di depan mata kita, bercerita kepada kita, memberitahu tentang mimpi-mimpi kita yang Ia simpan jauh di dalamnya.”

            Jauh di sebelum dunia pernah ada, manusia-manusia di dunia sudah digariskan takdirnya oleh Tuhan, seperti aku, kamu, dan mereka. Lalu... menjadi seperti apakah kita sepuluh tahun setelahnya? Aku tahu, tapi bukan kuberitahu sekarang.

            Tentang sebuah perjalanan yang sebelumnya berjalan seperti apa adanya, lalu berubah karena sebuah mimpi yang pernah sama-sama kami sematkan kepada Tuhan. Cerita klise tentang cita-cita, ambisi, pengakuan, dan pencapaian. Mungkin dikemas dalam skenario Tuhan juga entah dibuatnya kapan.

            Juga tersibak sebuah romansa, dalam celah-celah mimpi yang masih berusaha kita perdengarkan pada-Nya. Hingga... salah-satu dari kita harus rela berhenti demi itu semua. Karena di dalam sebuah cerita tentang hidup anak manusia tak perlu sebuah kerucut untuk mengakhiri atau sebongkah bujur sangkar untuk memulainya. Segalanya berawal dari mana mimpimu ada, disemat di mana, dan kau ambil kapan? Biru memang akan selamanya menjadi biru, tidak akan berubah merah muda atau ungu. Dan jangan sekali-kali kau ingin mengintip apa yang digariskan Tuhan sebelum waktunya, karena cerita di hidup manusia tak selalu indah pada waktunya, melainkan indah itu ada waktunya. Titik berat permasalahannya adalah saat kau siap menerima kebagaiaan adalah di saat itulah kau harus siap menerima kepedihan, yang bahkan... sangat dalam.