Symphony of Elegy
Weekly Blog | Adakah satu celah di rakmu untuk cerita seram?
Minggu, 07 Agustus 2016
NOVEL BIRU TELAH TERBIT!
Reaksi: |
Kamis, 04 Februari 2016
HATI-HATI DENGAN OLSHOP HIJAB CROWN @HIJABCROWN18!!!
![]() |
Logo online shop @hijabcrown18 |
Dewasa ini banyak
sekali online shop yang tidak
profesional dalam menjual barang dagangannya. Seperti yang saya alami sekarang—atau
lebih tepatnya dialami langsung oleh adik saya sebagai pembeli. Toko online
yang saya maksud adalah HIJAB CROWN yang berdomisili di Kota Surabaya. Berikut adalah
data toko online ini:
INSTAGRAM : @hijabcrown18
LINE@ : @iwq4813n as Hijab Crown
Jadi kronologisnya
seperti ini: Adik saya bersama kesembilan temannya berkeinginan untuk membeli
kerudung bergo al-ahzar alias kerudung kalau kata orang Jawa selobokan yang lagi in beberapa
bulan terakhir di kalangan muda-mudi. Kebetulan adik saya yang menawarkan diri untuk menjadi pemesan ke penjual. Saya akan susun berdasarkan nomor agar
enak dibaca:
1.
Adik saya memutuskan untuk mencari kerudung dan bertemulah dengan toko online
@hijabcrown18 ini pada tanggal 24 Januari 2016 yang kebetulan kerudung al-ahzar
ini ada di online shop ini. Untuk lebih detail tengok capture.
2.
Keesokan harinya pada 25 Januari 2016, Adik saya memutuskan untuk memesan
kerudung yang dimaksud. Untuk lebih jelas ada pada capture percakapan adik saya
dengan penjual berikut.
3.
Berikut berisi percakapan adik saya dengan @hijabcrown18 (A: Adik saya, P: @hijabcrown18)
A: Ini COD kan mb?
P: Pembayaran
transfer/cod?
A: COD.
P: Oke say.
A: (Memberikan
alamat lengkap)
A: Totalnya brp
mb?
P: Sebentar ya
A: Iya
P: (Memberikan
rincian harga)
P: Segera trf ya
kak biar segera di proses
A: Kan saya blg
COD mb sebelumnya? Kok transfer?
P: Ok, mau COD
kapan?
A: Lusa, 27 Jan,
bisa?
P: Pay first get
first
P: Rabu?
Dipersingkat
A: COD di mana?
P: Tempat menyusul
ya kak
A: Oke
Setelah
itu adik saya menambah orderannya beberapa potong kerudung.
![]() |
click to enlarge |
4.
Esoknya, Rabu 27 Januari 2016, adik saya bertanya kepada @hijabcrown18 perihal
COD jadi kapan. Kemudian karena alasan hujan dan berdalih @hijabcrown18 masih
sekolah dan pulang sekolah malam pukul 6 sore akhirnya @hijabcrown18
membatalkan COD-nya dan menawarkan jasa transfer. Lebih jelasnya lihat capture.
5.
Pada tanggal 28 Januari 2016, adik saya menyetujui untuk melakukan transfer. @hijabcrown18
mengatakan bahwa rekeningnya adalah Bank Mandiri pada awalnya. Kemudian @hijabcrown18
mengatakan kalau rekening itu milik kakak lelakinya kemudian merubah
rekeningnya ke rekening BCA. Pada awalnya adik saya mempertanyakan penggatian
rekening lalu kemudian tak lagi dipikirkan. Setelah itu adik saya langsung
transfer pada hari yang sama menggunakan rekening BNI. @hijabcrown18 merespon
bahwa barang sudah dipacking dan besok akan dikirim. Untuk lebih jelas lihat
capture.
6.
Pada hari yang sama @hijabcrown18 menyatakan bahwa nomor resi akan
diberikan/dikirim kepada adik saya hari Sabtu, 30 Januari 2016. @hijabcrown18 memberitahu
bahwa estimasi waktu pengiriman 2-3 hari setelah hari pengiriman. Lebih jelas
lihat bukti capture.
7.
Minggu, 31 Januari 2016 adik saya menanyakan keberadaan kerudung pesanannya
kenapa belum juga sampai. Perlu ditekankan bahwa @hijabcrown18 tidak mengirim
resi pengiriman sama sekali seperti dijanjikan oleh @hijabcrown18 yaitu pada
hari Sabtu, 30 Januari 2016. @hijabcrown18 mengkonfirmasi bahwa tidak ada
pengiriman JNE pada sabtu & minggu dan memberitahukan bahwa senin barang
paling akan sampai.
8.
Masih dalam hari yang sama, @hijabcrown18 memberitahu adik saya kalau semisal Senin (1/2/2016) barang belum
sampai diharapkan konfirmasi ke @hijabcrown18.
9.
Pada keesokan harinya, Senin, 1 Februari 2016 adik saya mengkonfirmasi bahwa
barang belum juga datang dan MEMINTA KEMBALI NOMOR RESI YANG DIJANJIKAN PADA
HARI SABTU AKAN DIKIRIM BELUM JUGA DIKIRIM HINGGA HARI SENIN. Lihat capture.
10.
@hijabcrown18 tidak menggubris
pertanyaan adik saya mengenai nomor resi malah menawarkan untuk melakukan COD
pada keesokan harinya. Dalam hati saya What? COD? Secara kita sudah transfer
dan itu memakan biaya administrasi beda bank Rp6500 dan sekarang tiba-tiba menawarkan
COD? Di sini saya mulai menaruh curiga apakah barang pesanan adik saya
benar-benar sudah dikirim? Kalau memang sudah, apa susahnya untuk mengirim
nomor resi yang merupakan bukti pengiriman dari pihak JNE. Kemudian saya
semakin curiga dengan balasan @hijabcrown18, @hijabcrown18 menegaskan bahwa
barang sudah kirim lalu diambil lagi biar cepet. KOK ANEH SEKALI? Kalau memang
barang sudah di pihak JNE ngapain diambil lagi? Kok repot amat untuk melakukan
COD? Kalau seumpama memang keterlambatan ada di pihak JNE kami sebagai pembeli
bisa sedikit mahklum. Yang tidak bisa dimahklum adalah @hijabcrown18 menegaskan
bahwa BARANG DIAMBIL LAGI DARI PIHAK JNE DENGAN ALASAN BIAR CEPAT. Untuk lebih
detail tengok capture.
11.
Adik saya setengah tidak terima karena tiba-tiba diganti untuk COD dan sedikit
terpaksa menyetujuinya. Adik saya menanyakan bahwa nanti (Senin petang, 1
Februari 2016) bisa atau tidak untuk COD karena BARANG SUDAH DIGANTI DARI
PENGIRIMAN LEWAT JNE JADI COD TIDAK SESUAI PERJANJIAN AWAL. @hijabcrown18
menolak dengan alasan hari itu ia harus ke penjahit. Kemudian pada pukul 22.55
pada hari yang sama @hijabcrown18 menayakan apa bisa COD DI CK TA (CircleK
Taman Apsari Jalan Gubernur Suryo Surabaya). Karena terlampau larut adik saya
membalasnya pada keesokan hari. Lihat capture.
12.
Keesokan harinya Selasa, 2 Februari 2016, adik saya membalas dengan bertanya
jam berapa bisa melakukan COD. @hijabcrown18 membalas pukul 8 malam. Adik saya
menawar jam 7 malam karena kalau malam adik saya tidak bisa. Kemudian @hijabcrown18
menjawab “Rumahku hujan, ditunda besok gimana? Besok jam 6an langsung cod”.
Sontak adik saya mengeluh kepastian karena pihak @hijabcrown18 terus-terusan
menunda cod dan adik saya bertanya lagi kepada @hijabcrown18 apa tidak memiliki
jas hujan. Kemudian berlanjut pada percakapan di bawah:
Percakapan
dimulai pada pukul 18.31, 2 Februari 2016.
P:
Serius ujan kalau gak ujan gitu berangkat aku, gak dibolehin sama papaku. Aku
dianter soalnya. Besok tak kirim gojek ta? Biar cepet. Barangnya sudah ada kok
mba
A:
(mengirim pesan suara yang berbicara adalah saya)
KODE: SAYA 1
TEKS:
mbak maaf ya, sebenernya barangnya itu sudah dikirim apa belum, kalau memang
sudah dikirim kan seharusnya ada resinya dan sampe sekarang saya nggak, saya
belum menerima resinya. Kalau memang barang ini bener-bener sudah dikirim, kan
mbaknya bilang barang dikirim sabtu resinya, tapi kok sampai sekarang ngga dikirim
ke saya gituloh resinya, kalau memang bener-bener mbak ngirim, seharunsya
barang sudah datang kan. Kalau belum dateng pun saya bisa cek lewat resi. Sekarang
gini kalau sekarang mbak ngga ngirim resinya, intinya saya ngga percaya kan kalau
mbak udah ngirim, intinya mbak udah ngirim apa engga? Kalau mbak sudah ngirim, berarti
intinya barang itu udah ke JNE atau apalah TIKI atau apa. Tapi sekarang mbak bilangnya
barangnya sudah ada di mbak. Intinya gimana, mbak itu udah ngirim apa belum? Kalau
memang mau COD harunsya dari awal mbak, soalnya saya ngirimnya dari BNI kalau
dari BNI kan ada biaya tambahan untuk ke BCA 6500, itu juga uang. Kalau mbak
gimana misalnya saya bilang mbak rugi 6500 mau nggak kalau mbak jualan. Saya juga
punya jualan mbak makanya saya bicara seperti ini. Jadi kalau mbak mau serius
seharusnya mbaknya bilang dari awal, kalau mau transfer ya transfer, kalau cod
ya cod, mbak ini nggak kelihatan profesional banget kalau seperti ini.
P:
Barangnya sudah ada di saya, kalau cod agak malem jam set 8 bisa nggak? Soalnya
nunggu reda kalau agak reda dikit langsung otw kesana aku
P:
Ini masih agak deres soalnya, nunggu agak reda dikit aku kesana. Maleman
bisakan?
A:
Ya saya tunggu malam ini ya Mbak.
P:
Oke, di CK TA ya?
P:
Bisa toh? OTW langsung ku kabari kok
A:
Oke. Malam ini ya. Di CircleK Taman Apsari kan?
A:
Haha iya mbak sori ya saya bicara tadi agak tensi soalnya saya pernah ada
masalah sama online shop jadi preventif saja. (saya meminta maaf karena memang
intonasi suara saya cenderung tinggi pada voice message yang saya kirim tadi)
P:
Iya gapapa kok, tenang aja mas. (kemudian merekap kembali hasil pesanan adik
saya)
A:
Bener.
P:
Nanti OTW aku kabari
A:
Iya makasih
Pada
pukul 20.36 adik saya kembali menanyakan tentang status COD.
A:
Mb gimana?
P:
Jadi kok
P:
Wait ya
A:
Okee
A:
Minta nomernya boleh? Aku gak paketan soalnya
P:
(memberikan nomor telepon). Bisa cod kodam nggak?
Sontak
saya mengerutkan dahi membacanya. Pada percakapan awal tercatat bahwa ia
memberikan opsi di CK Taman Apsari, sekarang mengganti lokasi ke kodam di
daerah Surabaya Barat yang jauh dari rumah saya. Adik saya merespon...
A:
Kejauhan mb
A:
Tadi kan udah janjian di ck TA
Dengan
‘lugu’-nya @hijabcrown18 menjawab...
P:
Mbakku gamau, bungkul bisa nggak?
What?
Pindah lagi? Karena memang @hijabcrown18 sudah deal dengan tempat pertama Adik
saya membalas...
A:
Omku juga gamau. Soale perjanjian awalnya kan di ck TA.
P:
Iya
P:
Sek tunggu
A:
Oke
Pada
pukul 8.51 adik saya bertanya sekali lagi...
A:
Ini mb udah otw apa belum
Kemudian
percakapan berlanjut dengan percakapan via pesan suara dimulai dengan balasan @hijabcrown18
menggunakan pesan suara:
A) HIJAB CROWN 1
TEKS: (dengan nada yang sedikit meninggi) Saya ini sudah otw, cuman saya cod ini juga keliling bukan di adeknya aja, ini kalau saya nerusin ke CK TA ini bakal malem, kalau mau nunggu ya gapapa sih nunggu cuman aku sudah dicalling2 sama papaku, aku juga sudah dibatasin sama papaku jam 9 harus sudah sampai rumah. Gimana? Papaku juga orangnya keras, jadi gak bisa. BUKANNYA KITA NGGAK PROFESIONAL UNTUK JUALAN, kita juga masih sekolah, jadi YA APAYA YA HARUS YA HARUS MAHKLUM DULU GITU, kita juga banyak pesenan, kita juga ngirim sana sini. Tapi ya gimana lagi, ini ini juga apa ya, apa, yawes barang itu sudah di saya, saya juga beneran ini, nggak nggak nipu kok, beneran, saya kalau udah cod yaudah cod, cuman ini keadaannya lagi ngga pasti gitu. Gimana? Besok kalau kamu mau AMBIL AJA DI RUMAH SAYA. Biar ngga kelihatan kalau saya itu nipu, jadi bia ngga kelihatan kalau saya itu nipu. Bisa lihat semua, kalau saya itu jualannya yang ini ini itu. Nah gitu. Biar gak kelihatan nipu, lebih baik adiknya ngambil aja di rumah. Ya, saya kakaknya ini. Saya juga ada tugas banyak ini aja belum selesai. Aku juga udah diomelomelin sama papa ini udah ditelfon dari tadi udah ngga tak angkat-angkat soalnya. Yaudah.
TEKS: (dengan nada yang sedikit meninggi) Saya ini sudah otw, cuman saya cod ini juga keliling bukan di adeknya aja, ini kalau saya nerusin ke CK TA ini bakal malem, kalau mau nunggu ya gapapa sih nunggu cuman aku sudah dicalling2 sama papaku, aku juga sudah dibatasin sama papaku jam 9 harus sudah sampai rumah. Gimana? Papaku juga orangnya keras, jadi gak bisa. BUKANNYA KITA NGGAK PROFESIONAL UNTUK JUALAN, kita juga masih sekolah, jadi YA APAYA YA HARUS YA HARUS MAHKLUM DULU GITU, kita juga banyak pesenan, kita juga ngirim sana sini. Tapi ya gimana lagi, ini ini juga apa ya, apa, yawes barang itu sudah di saya, saya juga beneran ini, nggak nggak nipu kok, beneran, saya kalau udah cod yaudah cod, cuman ini keadaannya lagi ngga pasti gitu. Gimana? Besok kalau kamu mau AMBIL AJA DI RUMAH SAYA. Biar ngga kelihatan kalau saya itu nipu, jadi bia ngga kelihatan kalau saya itu nipu. Bisa lihat semua, kalau saya itu jualannya yang ini ini itu. Nah gitu. Biar gak kelihatan nipu, lebih baik adiknya ngambil aja di rumah. Ya, saya kakaknya ini. Saya juga ada tugas banyak ini aja belum selesai. Aku juga udah diomelomelin sama papa ini udah ditelfon dari tadi udah ngga tak angkat-angkat soalnya. Yaudah.
Respon dalam hati
saya:
1. Dengan dalih
masih sekolah terus kita bisa mahklum? Oke kalau emang @hijabcrown18 ini ngga
molor2in waktu kita bisa sedikit mahklum ini ngomongnya sudah rada ngga enak
ditambahin ngomong bukan ngga profesional dan kita disuruh mahklum. Kita sebagai
pembeli gak peduli, penjual mau pelajar atau bekerja yang kita pedulikan
sebagai pembeli adalah barang kita sampai tepat waktu dan sesuai perjanjian.
2. Apa-apaan kita
disuruh ambil ke rumah @hijabcrown18? Di perjanjian awal ngga ada tuh bilang
ambil di rumah @hijabcrown18. Tentu kita ngga setuju dengan opsi mengambil di
rumah @hijabcrown18 karena memang perjanjian COD di CK TA.
3. Sekali lagi, we, buyer, don’t care what your problems are.
Mau banyak tugas atau dicalling papa yang penting kalau sudah deal dengan
perjanjian harus tepatin dong. Gimana saya mau bilang ngga profesional kalau
tingkahnya macam itu.
Berlanjut
pada pesan suara nomor dua dikirim oleh @hijabcrown18:
HIJAB CROWN 2
TEKS:
Gimana, mau di-refund atau engga? Kalau di-refund tak kembalikan seratus persen
uang plus kena charge-nya itu tadi, masnya, ya, 6 ribu berapa itu, naaah itu
tak tambahin ya, kurang baik apa saya? Gimana keputusannya mau di-refund atau
tetep? Terima kasih.
Lalu
adik saya menjawab menjawab...
A:
Coba ngomong ke papanya gbs ta?
Percakapan
berlanjut dengan saya yang menjawab via pesan suara...
SAYA 2
TEKS:
gini aja deh mbak paling enak, kalau besok mbaknya gak bisa nganter ke rumah
saya mending saya minta refund 100 persen ya mbak, soalnya gini buat apa saya
datang ke rumahnya mbak untuk lihat, saya juga rugi waktu, sekarang mbaknya
udah telat ngirim, saya disuruh ke rumah mbak, apa ngga butuh bensin? Kan juga
butuh sih mbak. Kalau gini aja, deal deal dari saya gini, kalau besok ngga bisa
ngirim ke rumah saya, ke alamat saya, kalau gitu saya minta refund 100 persen
plus yang saya charge ke BCA itu. Ya gitu ya mbak, terima kasih ya.
Sista
@hijabcrown18 mulai agak nyolot dan gagal paham.
HIJAB CROWN 3
TEKS:
gini loh mas, kalau andaikan saya, dibolehin COD, pasti aku sudah ngomong ke
papaku, pa COD. Pasti ngga bakal boleh keluar aku untuk COD. Ini aja aku alasan
kerja kelompok di rumah teman. Dan dibatesinnya sampai jam 9. Gitu. Andaikan kalau
aku boleh bilang COD. Pa COD. Nanti pulang jam segini segini segini. Ngga boleh.
Ngga bakal boleh keluar aku. Kalau aku tadi bilang COD, hari ini banyak COD, gak
bakal boleh keluar aku? Ngga bakal aku COD ke anak-anak lain. YA AKU
BISA NGOMONG, NGOMONG AJA MASA NGGA BISA? Tapi papaku keras. gimana lagi? Papaku
juga sering apa, sering apa sering dinas di luar luar jadi ya pastinya namanya
orang tua kan pasti ya pingin ngumpul sama anaknya yang udah lama tinggal
dinas, ini. Papaku kerjanya TNI, ya, papaku itu keras orangnya jadi
pendidikannya dia tinggi. Jadi ya gimana lagi. Aku gak bisa kalau bilang
COD ke papaku. Pasti ngga akan boleh keluar kalau bilang COD ke papaku. WIS
GIMANA MAUNYA? Mau diambil di rumahku atau gimana? Mau dibalikin itunya
uangnya? Gimana? DIPIKIRN AJA MULAI DARI SEKARANG. Kalau mau dibalikin yaudah
tak balikin sekarang uangnya. Oke makasih.
Respon saya dalam
hati:
1. Yang mengganjal
adalah “nggak bakal aku COD ke anak-anak lain”. Intinya berarti pesanan saya
saja dong yang nggak bisa? Padahal dari awal sudah janji mau ketemuan hari ini.
Maklum dikit lah KAN MASIH SEKOLAH haha.
2. Papa sista @hijabcrown18
kerjanya TNI? Should I know that? Should I worried about that? Nope. That’s not
even necessary, though. Kita pembeli juga gak bakalan mau tau kerja Papa @hijabcrown18
TNI atau bukan. Sekali lagi we only care about our stuff.
3. Papaku keras
orangnya jadi pendidikannya tinggi. Wait a sec, kalau mau dipanjangin nih ya. Emang
ada korelasinya antara watak keras dengan pendidikan tinggi? Once again, we don’t
even care ‘bout something like your thing.
Sista
@hijabcrown18 membalas lagi, sepertinya memberikan respon terhadap pesan suara
KODE SAYA 2.
HIJAB CROWN 4 (makin nyolot)
TEKS:
Hmm... oh ya terima kasih. Sama-sama ya. Oh ya, masnya alamatnya di mana? Ooooh
kalau kalau masnya nggak mau ke rumahku karena bensin, oh berarti
masnya mau dibayarin bensin. Oh berapa sih bensin berapaa? Saya juga
kalau ke rumahnya mas, saya minta ongkir lo ya. Saya juga butuh bensin. Sepeda saya
juga butuh bensin. Gitu. Berarti kalau aku butuh bensin berarti aku
transfernya ngga utuh 100 persen, tak potong uang bensinku gimana? Maunya?
RESPON DARI SAYA
DALAM BATIN:
1. Dari pernyataan
mana di percakapan suara saya yang menyatakan saya nggak mau ke rumahnya @hijabcrown18
karena bensin. No, I said, ngapain saya ke rumahnya @hijabcrown18 kalau hanya
untuk melihat kondisi jualan sista yang bahkan saya sedikitpun gak peduli
kecuali orderan saya. Saya juga gak menyetujui saya ngambil ke sana karena
memang dari awal gak ada opsi ngambil sendiri ke rumah @hijabcrown18.
2. Saya sebenernya
ngga masalah kalau @hijabcrown18 mau datang, pasti kalau minta ongkir akan saya
beri. Cuman pertanyaan “Berarti kalau aku butuh bensin berarti aku
transfernya ngga utuh 100 persen, tak potong uang bensinku gimana” yang
bikin ganjel. Ini kuping yang salah dengar apa yang sana gagal fokus. SEKARANG
KALAU SAYA MINTA REFUND BUAT APA @hijabcrown18
MINTA PEMOTONGAN BIAYA BENSIN. SITU BAHKAN GAK KIRIM BARANG KE SAYA ATAU COD KE
SAYA. KENAPA HARUS SAYA YANG NANGGUNG BIAYA BENSIN SITU. Baru kalau sista @hijabcrown18
ngirim ke rumah saya atau COD kalau sista minta ongkir saya kasih.
3. Ya kelihatan
lah gimana kurang profesionalnya olshop ini, termasuk sikapnya ke buyer yang
immature. Pake ngomong berapa harga bensin, kaya sekali sepertinya olshop anda J.
Kemudian
saya menjawab dengan pesan suara:
SAYA
3
TEKS:
gini, kalau mbaknya nggak mau ketemuan, besok kalau ada waktunya jam berapa,
kita ketemuan di taman apsari sesuai perjanjian awal ya mbak. Soalnya gini,
kita sebagai penjual, hmm maaf, kita sebagai pembeli nggak peduli mbaknya kerja
apa, sekolah apa nggak, pokoknya kita taunya profesionalitasnya mbaknya,
konsistennya gimana mbaknya gimana jualan. Kalau gini loh, telat telat. Terus, mbaknya
bilang COD nggak boleh papa. Kita mana peduli sebagai pembeli. Mbak, saya nggak
lihat mbaknya sebagai apa, saya ngelihat mbaknya sebagai penjual ini gimana
profesionalitasnya embak menjual barang2nya. Jadi gini aja deh enaknya,
daripada ribut-ribut koyok ngene (ribut-ribut seperti ini). Saya juga nggak
peduli mbaknya, bapaknya TNI atau apa, pendidikan tinggi atau apa, saya nggak
peduli ya mbak. Pokoknya gini, enaknya gini, besok mbaknya bisa ketemuan jam
berapa? Sesuai perjanjian awal di taman apsari. Gitu aja deh. Paling gampang
kan. Mbaknya nggak habis bensin buat ke rumah saya, saya juga habis bensin buat
ke taman apsari. Kita sama-sama kan, pekpok kan. Di taman apsari ya. Itu bisanya
jam berapa? Kalau nggak gitu, ini deal terakhir mbak, kalau nggak bisa gitu
mending di-refund 100% ya, terima kasih.
A:
Gimana mbak keputusannya?
@hijabcrown18
membalas dengan tambah gagal paham.
HIJAB CROWN 5 (to the max)
TEKS:
kok gitu sih masnya? Kan, kan enak, kan bener aku ngomongnya. Kalau aku
nganterin berarti kan di aku harus minta uang bensin kirim paketnya. Jadi kan
gak ada yang rugi? Masa kakaknya ke rumahku katanya minta uang bensin,
aku rugi. Tapi kalau aku ke rumahnya kakaknya nggak mau ngasih uang bensin. Gimana
maunya terusnya kakaknya? Kok gitu. Ya jangan egois kak. Aku juga
bingung ini. Semua, semua ya, anak kalau aku gabisa nganterin pasti dia ke
rumahku. Gitu. Tapi ini kan gak, tapi dia gak minta ongkos kirim, ongkos
ambil, atau apapun. Kalau aku ngirim ya aku ngga pernah minta ongkos kirim. Berarti
kakaknya kan kalau kakaknya ke rumahku, kakaknya minta ongkos ambilnya? Berarti
kan. Yaudah. Kalau kakaknya gak mau ambil. Berarti aku kan nganter. Aku nganter
kan aku minta uang bensinya juga. Kalau kakaknya minta TF mau minta refund-nya,
uang 100 persen okay, tapi no uang ruginya kakak riwariwi di TA dll. Okay? Kalau
besok COD okay. Di CK TA jam 7. Ya, terima kasih.
RESPON DARI SAYA:
1. Jadi menurut
ngana gak ada yang rugi? So, kita rugi waktu mbak, nunggu gak dikirim resinya,
terus tiba-tiba diganti COD padahal kita udah transfer duitnya. Situ kita nggak
rugi. Situ kita ini paketan cuman paket kita. Ini paketan sekelas. Okay you
might not care about that, ikr. Tapi seenggaknya pembaca bisa menilai apa di
posisi saya tidak dirugikan apabila ada masalah seperti ini?
2. Coba cek dari
percakapan pesan suara saya di atas. Gak ada satu kalimat pun yang saya
menyatakan bahwa saya minta uang bensin dan nggak ada satu patah kata pun dari
saya yang nggak mau ngasih uang bensin ke @hijabcrown18
kalau memang sista mau nganter ke rumah. So jadi jangan asal catut di mana
faktanya jelas-jelas saya tidak bilang seperti itu.
3. Tambahan, mana
ada saya ngomong kalau saya mau ambil minta ongkos ambil. Dari zaman homo
sapiens ya kita ngerti mbak kalau di mana mana ngambil ke rumah seller gak
mungkin buyer minta uang ongkos bensin atau ongkos bensin.
4. Semua kalau
sista @hijabcrown18 gak bisa kirim
kita harus ngambil? Mana dari awal sista nggak ngomong tuh kalau sista
menyatakan bahwa kalo gak bisa ngirim buyer harus ngambil ke rumah sista. Makanya
buat rules yang bener dulu sis. Jangan di belakang baru ngomong gini. Buyermu
ini bukan cuman yang ‘masih sekolah’ doang.
5. Ya kali saya
minta uang riwa-riwi wong saya nggak pernah riwa-riwi. Toh yang saya maksud
plus uang 6500 kan saya aja kalo sista @hijabcrown18
ngirim dari BCA ke BNI otomatis rekening sista bakal kepotong seharga itu buat
biaya admin beda bank. Jadi tanpa sista kirim tambahan 6500 pun sudah terpotong
kok. J
Kalau karena
keluarga saya bilang tidak usah dibikin lebih panjang. Akhirnya saya dan adik
saya memutuskan untuk oke, di rumah sista @hijabcrown18
aja, daripada ribet loh nanti dikirinya nggak bisa mahklum dengan yang ‘masih
sekolah’. Lalu percakapan berlanjut ke pesan suara balasan saya:
SAYA 4
TEKS: yaudah deh mbak, daripada mbaknya mbulet ya, nanti gini aja wis, alamatnya mbaknya di mana kirim sekarang ya mbak, biar besok kita datang langsung ke rumahnya mbaknya, ambil barangnya. Cepet ya mbak.
TEKS: yaudah deh mbak, daripada mbaknya mbulet ya, nanti gini aja wis, alamatnya mbaknya di mana kirim sekarang ya mbak, biar besok kita datang langsung ke rumahnya mbaknya, ambil barangnya. Cepet ya mbak.
Bukti bisa lihat
capture.
P: (mengirim
alamat rumahnya).
Percakapan saya
hingga saat ini, dini hari, 3 Februari 2016 pada saat menulis testimoni ini
berakhir di sini. Yah, memang banyak sekali kasus-kasus serupa yang salah paham
karena memang olshop tidak punya regulasi yang benar-benar jelas. Tidak dijelaskan
kepada buyer dari awal. Yang ada buyer bingung lalu menilai olshopnya tidak
profesional dan responnya immature ke buyer. Kita sebagai buyer yang sudah
bayar merasa dirugikan dong dengan tidak profesionalnya regulasi yang dimiliki @hijabcrown18 karena memang tidak
dijelaskan via sosial media maupun via pm langsung ke kami sebagai buyer. Dan kalau
semisal respon sista @hijabcrown18
nggak nyolot ke buyer dan terkesan seperti mengejek dan ada unsur curhat-curhat
soal background keluarga kita bisa menempatkan diri kok. Ditambah lagi secara pribadi
saya pernah mengalami problem dengan olshop serupa (menjual binder) dan barang saya pergi entah
ke mana, tapi olshop ini benar-benar memberikan saya opsi bagaimana kalau
memang ada problem secara pengiriman dari awal jadi saya tanya dan dijawab
dengan dewasa walaupun saya waktu itu dalam posisi panik juga terkesan bertanya
dengan tensi tinggi. Tapi karena memang owner dapat bersikap dan menempatkan
diri sebagai buyer she can make me calm down. Dia memberikan jaminan-jaminan
dan opsi kalau memang ada masalah saat shipping atau lainnya.
Kemarin, Rabu, 3 Februari 2016, om saya mengantarkan adik saya untuk bertemu dengan @hijabcrown18 di pom bensin daerah Simo (dekat tol tandes) yang notabene dekat dengan alamat rumah sista @hijabcrown18. pembaca boleh percaya atau tidak, sista @hijabcrown18 datang dengan menggunakan master (karena sista baru pulang sekolah) lalu memberikan keterangan sedikit mengenai produknya (detail produk yang dipesan) dan pergi begitu saja tanpa mengucap terima kasih. ini menurut keterangan om saya yang mengantar adik saya. tetapi perlu saya tekankan adik saya mengucapkan terima kasih karena barangnya telah diberikan. Well, pembaca boleh tidak percaya, tapi inilah faktanya. Terkadang sikap penjual yang seperti ini yang membuat usahanya mati. Terima kasih itu wajib hukumnya diucapkan jika dalam kamus saya.
![]() |
barang sudah sampai dengan selamat |
Nah di sini
pembaca bisa memberikan kesimpulan sendiri tentang bagaimana sista yang ‘masih
sekolah’ dan banyak tugas ini. Saya hanya ingin membagi cerita ini karena
memang saya tidak ingin ada buyer lain yang bernasib mirip/sama seperti saya
jika menggunakan jasa @hijabcrown18
ini. Karena bagaimana pun juga, waktu itu terhitung rugi. Pesan saya untuk
olshop lain, buat regulasi yang jelas di awal deal dan tolong layani buyer
dengan bijak dan jangan jadi ‘bingung’ kalau menjadi owner olshop.
Akhir kata saya sangat mengapresiasi pihak olshop karena sudah memberikan barang orderan kami dengan selamat dan tidak ada cacat. Mohon dari testi ini menjadikan pihak olshop dan kami selaku buyer menjadi sama-sama mengoreksi diri.
Mohon share
apabila orang lain perlu untuk mengetahuinya. Terima kasih.
Label:
bad olshop,
bad testimoni,
hijab crown,
hijabcrown18,
olshop buruk,
testimoni
Reaksi: |
Langganan:
Postingan (Atom)